SELAMAT DATANG, SEMOGA ADA ILMU YANG BERMANFAAT

Rabu, 02 November 2011

MEMBUAT AMONIASI JERAMI

            Jerami merupakan salah satu sumber hijauan bagi ternak ruminansia yang berasal dari sisa hasil pertanian.  Jerami pada umumnya kurang disenangi oleh ternak apabila diberikan secara langsung begitu saja tanpa adanya penambahan bahan lain sebagai campuran, selain itu jerami sangat sulit dicerna oleh alat digestion ternak karena tersusun oleh selulosa, hemiselulosa dan lignin sebagai penyusun utama, sehingga efisiensi penyerapan nutrisi jerami sangat rendah.

            Untuk meningkatkan efisiensi tersebut perlu adanya proses yang bisa memecah rantai selulosa, hemiselulosa dan lignin sebagai bahan dasar dari jerami menjadi lebih kecil permukaannnya, sehiingga pemanfaatan jerami oleh alat pencernaan ternak lebih meningkat.  Dalam upaya meningkatkan efisiensi jerami tersebut  berbagai cara telah diterapkan di lapangan dan salah satu metode yang praktis dan mampu  meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi jerami tersebut adalah dengan cara fermentasi jerami atau amoniasi jerami.
            Amoniasi jerami merupakan suatu metode pengolahan jerami dengan memanfaatkan kerja gas amonia (NH3) yang berasal dari  sumber amonia (urea) yang dapat memecah ikatan selulosa, hemiselulosa dan lignin sehingga jerami lebih mudah untuk dicerna.
A.   Alat dan Bahan
Alat :
·         Mesin pencacah (cooper atau parang)
·         Pelastik besar kedap cahaya (berwarna hitam)
·         Tali pengikat
·         Timbangan
·         Ember
Bahan :
·         Jerami Kering      : sesuai dengan kebutuhan
·         Urea                       : 6% dari volume air
·         Air bersih secukupnya
B.   Cara Pembuatan
·         Sediakan jerami sesuai dengan keperluan dan dibersihkan dari kotoran.
·         Keringkan jerami hingga kadar air  kurang dari 20% sampai 10% dapat dilihat dari fisik jerami yang menguning.
·         Jerami dicacah atau dipotong-potong sepanjang 5-10 cm.
·         Kemudian timbang jerami.
·         Buat larutan urea 6% dari volume air yang disediakan.
·         Masukan jerami sedikit demi sedikit sambil disiram dengan larutan urea lalu dipadatkan (untuk 1 Kg jerami diperlukan 1 liter larutan urea atau 60 gr/liter air).
·         Setelah plastik penuh ikat rapat-rapat  dan simpan plastik di tempat kering dan terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung.
·         Setelah 21 hari amoniasi dapat diberikan keada ternak.
·         Pada saat membuka tutup plastik harus berhati-hati karena menimbulkan gas amoniak yang berbahaya bila terhirup.
C.   Cara Pemberian Pada ternak
·         Sebelum diberikan pada ternak amoniasi jerami terlebih dahulu diangin-anginkan dengan tujuan mengurangi gas amoniak yang dihasilkan pada saat fermentasi.
·         Dalam memberikan amoniasi kepada ternak harus diimbangi dengan pemberian konsentrat yang berenergi tinggi untuk mencegah terjadinya keracunan akibat gas amoniak, perbandingan antara amoniasi jerami dengan konsentrat yaitu 70% : 30% (70% jerami amoniasi dan 30% konsentrat).
·         Untuk ternak perah dianjurkan agar amoniasi diberikan setelah ternak diperah.
·         Dalam pemberian amoniasi ternak harus dibiasakan terlebih dahulu dengan cara bertahap.

 
Sumber :

Balai Besar Diklat Agribisnis Peternakan dan Kesehatan Hewan Cinagara, Bogor. 2005.






























Tidak ada komentar:

Posting Komentar