Jerami merupakan salah satu sumber
hijauan bagi ternak ruminansia yang berasal dari sisa hasil pertanian. Jerami pada umumnya kurang disenangi oleh
ternak apabila diberikan secara langsung begitu saja tanpa adanya penambahan
bahan lain sebagai campuran, selain itu jerami sangat sulit dicerna oleh alat
digestion ternak karena tersusun oleh selulosa, hemiselulosa dan lignin sebagai
penyusun utama, sehingga efisiensi penyerapan nutrisi jerami sangat rendah.
Untuk meningkatkan efisiensi
tersebut perlu adanya proses yang bisa memecah rantai selulosa, hemiselulosa
dan lignin sebagai bahan dasar dari jerami menjadi lebih kecil permukaannnya,
sehiingga pemanfaatan jerami oleh alat pencernaan ternak lebih meningkat. Dalam upaya meningkatkan efisiensi jerami
tersebut berbagai cara telah diterapkan
di lapangan dan salah satu metode yang praktis dan mampu meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi
jerami tersebut adalah dengan cara fermentasi jerami atau amoniasi jerami.
Amoniasi jerami merupakan suatu
metode pengolahan jerami dengan memanfaatkan kerja gas amonia (NH3)
yang berasal dari sumber amonia (urea)
yang dapat memecah ikatan selulosa, hemiselulosa dan lignin sehingga jerami
lebih mudah untuk dicerna.
A.
Alat
dan Bahan
Alat :
·
Mesin
pencacah (cooper atau parang)
·
Pelastik
besar kedap cahaya (berwarna hitam)
·
Tali
pengikat
·
Timbangan
·
Ember
Bahan :
·
Jerami
Kering : sesuai dengan kebutuhan
·
Urea
: 6% dari volume air
·
Air
bersih secukupnya
B.
Cara
Pembuatan
·
Sediakan
jerami sesuai dengan keperluan dan dibersihkan dari kotoran.
·
Keringkan
jerami hingga kadar air kurang dari 20%
sampai 10% dapat dilihat dari fisik jerami yang menguning.
·
Jerami
dicacah atau dipotong-potong sepanjang 5-10 cm.
·
Kemudian
timbang jerami.
·
Buat
larutan urea 6% dari volume air yang disediakan.
·
Masukan
jerami sedikit demi sedikit sambil disiram dengan larutan urea lalu dipadatkan
(untuk 1 Kg jerami diperlukan 1 liter larutan urea atau 60 gr/liter air).
·
Setelah
plastik penuh ikat rapat-rapat dan
simpan plastik di tempat kering dan terlindung dari hujan dan sinar matahari
secara langsung.
·
Setelah
21 hari amoniasi dapat diberikan keada ternak.
·
Pada
saat membuka tutup plastik harus berhati-hati karena menimbulkan gas amoniak
yang berbahaya bila terhirup.
C.
Cara
Pemberian Pada ternak
·
Sebelum
diberikan pada ternak amoniasi jerami terlebih dahulu diangin-anginkan dengan
tujuan mengurangi gas amoniak yang dihasilkan pada saat fermentasi.
·
Dalam
memberikan amoniasi kepada ternak harus diimbangi dengan pemberian konsentrat
yang berenergi tinggi untuk mencegah terjadinya keracunan akibat gas amoniak,
perbandingan antara amoniasi jerami dengan konsentrat yaitu 70% : 30% (70%
jerami amoniasi dan 30% konsentrat).
·
Untuk
ternak perah dianjurkan agar amoniasi diberikan setelah ternak diperah.
·
Dalam
pemberian amoniasi ternak harus dibiasakan terlebih dahulu dengan cara
bertahap.
Sumber
:
Balai Besar
Diklat Agribisnis Peternakan dan Kesehatan Hewan Cinagara, Bogor. 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar