SELAMAT DATANG, SEMOGA ADA ILMU YANG BERMANFAAT

Kamis, 03 November 2011

BETERNAK DOMBA

            Problem peternakan di Indonesia cukup memprihatinkan karena gambaran selama 20 tahun terakhir menunjukkan penurunan baik dari segi kualitas maupun kuantitas ternak.  Pada era 70-an Indonesia mampu mengekspor produk-produk peternakan khususnya daging ke beberapa negara Asia, tetapi sekarang yang terjadi justru sebaliknya, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia harus mengimpor daging dari luar.
Minusnya partumuhan populasi ternak ditengah-tengah permintaan akan daging yang terus meningkat telah menjadi dilema bagi peternakan Indonesia. Upaya pengembangan sektor peternakan merupakan suatu keharusan jika kita tidak ingin terus terjebak sebagai pengimpor daging.  Salah satu komoditas peternakan yang potensial untuk dikembangkan adalah domba.  
Bibit
            Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan beternak domba adalah bibit.  Bibit yang baik akan menghasilkan keturunan yang baik pula.  Kriteria penting yang biasa dipergunakan sebagai pedoman dalam melakukan seleksi/ pemilihan bibit  adalah : bangsa, kesuburan dan persentase kelahiran, tempramen/Produksi susu, recording dan kesehatan. Ciri-ciri domba calon bibit untuk induk dan pejantan adalah tidak cacat, badan normal, perut normal. 

Pakan
            Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi ternak akan menyebabkan defisiensi makanan, sehingga ternak akan mudah terserang penyakit.  Oleh karena itu pemberian pakan harus diupayakan secara terus menerus.
            Zat gizi yang terkandung di dalam pakan dan masuk kedalam tubuh domba dapat digunakan untuk menunjang berfungsinya organ fisiologis dalam rangkaian proses pertumbuhan/perkembangan refroduksi dan aktivitas biologis lainnya.  Nutrisi pakan berupa energi, protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral dan air.
            Kebutuhan domba akan bahan pakan sangat tergantung  pada kondisi fisiologis domba tersebut.  Domba-domba yang sedang digemukkan, secara umum membutuhkan hijauan segar 10 % dari berat badan. 
 
Tabel .  Kebutuhan Pakan Domba dan Kambing per Ekor dalam Satu Hari Menurut    
               Kondisi Ternak
Kondisi ternak
Jenis Pakan
Rum-
put (%)
Daun-daunan
Konsentrat
Dewasa
Induk bunting
Induk menyusui
Anak sebelum disapih
Anak lepas sapih
75
60
50
50

60
25
40
50
50

40

2 – 3 gelas
2 – 3 gelas


0.5 – 1 gelas
Sumber : Mathius (1989) dalam Cahyono (2000)

Kandang
             Kandang  berfungsi sebagai tempat berlindung dari hujan dan terik matahari, tempat ternak tumbuh dan berkembang secara normal, agar ternak tidak merusak tanaman, diganggu, dimangsa hewan buas atau dicuri. Letak kandang harus memenuhi kriteria sebagai berikut : lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya, memungkinkan sinar matahari pagi masuk secara merata, terlindung dari angin langsung, agak jauh dari rumah atau sumber air, ditempat yang kering dan lembab. Konstruksi kandang harus memenuhi persyaratan teknis dimana kandang harus dapat menekan pertumbuhan parasit atau organisme lain yang menyebabkan penyakit, dapat mengatur suhu dan kelembaban dan peredaran udara dalam kandang dapat berjalan dengan baik. 

Memandikan
              Domba perlu dimandikan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Paling tidak domba dimandikan 2 minggu sekali. Saat memandikan domba hendaknya ketika ada panas matahari sehingga bulu akan cepat kering.

Mencukur Bulu
             Bulu domba pada waktu-waktu tertentu harus dicukur sehingga kotoran yang melekat mudah dibersihkan atau tidak menggumpal. Gumpalan kotoran bisa menyebabkan domba terserang parasit kulit dan kuman yang bersarang dibawahnya.

Sanitasi Lingkungan
           Sanitasi lingkungan bertujuan untuk mencegah berbagai macam serangan penyakit dan parasit yang dapat merugikan usaha peternakan.  Sanitasi lingkungan meliputi : kebersihan kandang, kebersihan peralatan (tempat makan, minum) dan kebersihan lingkungan sekitar kandang.

Pemotongan  Kuku
             Kuku domba pada umumnya tumbuh lebih cepat daripada proses keausannya. Lebih-lebih bila domba dipelihara didaerah yang tanahnya lunak, sehingga  gesekan  dengan kuku kecil sekali.  Akibatnya kuku domba menjadi panjang dan tidak rata.  Peristiwa ini menyebabkan domba sulit berjalan dan bahkan bisa menimbulkan kelainan yang memudahkan kuku kena infeksi oleh sebabnya kuku domba pada waktu-waktu tertentu perlu dipotong.

Pengaturan Reproduksi
Waktu yang baik untuk mengawinkan kambing dan domba betina adalah 12 – 18 jam setelah terlihat tanda-tanda birahi.  Apabila  birahi terjadi pada siang sampai malam sudah harus dikawinkan.  Untuk menghindari kegagalan, sebaiknya ternak betina dan pejantan dimasukkan dalam satu kandang.  Apabila dicampurkan terjadi kegagalan, ulangi perkawinan pada siklus berikutnya (kira-kira 19 hari).
Dalam kondisi baik, pejantan dapat dipakai sebagai pemacek 2 – 3 kali seminggu.  Untuk meningkatkan keuntungan dalam memperoleh bakalan sebaiknya dibuat pola produksi. 

Penyakit
Penyakit Cacing
      Gejala penyakit cacing pada domba adalah : domba kurus, lemah, selaput mata pucat; jika infeksi parah, sering dialami dagunya membengkak; kadang-kadang kotoran encer; perut besar, bulu kusam. Cara pencegahan dan pengobatan penyakit cacing adalah: kandang harus sering dibersihkan, hindarkan lantai yang becek, jangan mengembalakan domba di tempat yang tercemar telur atau larva cacing, penderita diobati dengan phenothiazine yang diberikan dalam bentuk kapsul atau dalam bentuk powder dan dicampur air minum. Setiap ekor cukup  400 gr atau dengan buah pinang yang sudah tua ditumbuk halus, kemudian diberikan kepada domba  tersebut langsung ke dalam mulutnya dengan dicampur sedikit makanan yang akan diberikan.  Bila domba sedang bunting jangan diberikan obat ini.

 Penyakit Scabies (Kudis)
             Penyakit scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu yang ukurannya sangat kecil (Sarcoptes scabei). Penularan penyakit ini umumnya melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Gejala penyakit scabies adalah : kulit mula-mula nampak bercak-bercak merah, berbisul akibat gigitan kutu kecil; bercak-bercak dan bisul tadi akhirnya menebal, mengeras atau liat, kulit bersisik dan berkeropeng, bulu rontok; bila keropeng lepas kulit berdarah; penderita kurus, nafsu makan turun karena kegelisahan dan tidak tenang; biasanya penyakit ini menyerang pada bagian bibir, kepala, kemudian menjalar keseluruh tubuh. Pengobatan dapat dilakukan dengan  cara : bulu dicukur, kulit yang terserang diolesi larutan belerang dalam minyak tanah.

Penyakit Bloat/Tymphani
            Penyebab penyakit ini adalah jenis makanan yang cepat mengalami fermentasi dan domba tidak mampu mengimbangi pengeluaran gas sehingga terbentuk timbunan gas yang sangat besar dalam rumen yang tidak bisa keluar. Gejala dari penyakit ini adalah : lambung sebelah kiri atas nampak besar; lambung yang besar ini bila dipukul berbunyi seperti drum; frekuensi pernapasan cepat; punggung membungkuk. Pencegahan atau pengobatannya adalah : hindarkan agar domba tidak digem-balakan di tempat yang rumputnya masih basah; jangan memberikan makanan leguminose kepada domba lebih dari 50 % dari seluruh hijauan; bagi domba yang menderita bisa diberi antibiotik atau bisa diatasi dengan cara kedua kaki kita mengapit sisi perut sebelah kanan dan kiri, kemudian buka mulut domba dengan demikian maka gas akan keluar.

Sumber :
Cahyono, B.  1998.  Beternak Domba dan Kambing.  Kanisius.  Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar