Problem
peternakan di Indonesia cukup memprihatinkan karena gambaran selama 20 tahun
terakhir menunjukkan penurunan baik dari segi kualitas maupun kuantitas
ternak. Pada era 70-an Indonesia mampu
mengekspor produk-produk peternakan khususnya daging ke beberapa negara Asia,
tetapi sekarang yang terjadi justru sebaliknya, untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri Indonesia harus mengimpor daging dari luar.
Minusnya partumuhan populasi
ternak ditengah-tengah permintaan akan daging yang terus meningkat telah
menjadi dilema bagi peternakan Indonesia. Upaya pengembangan sektor peternakan
merupakan suatu keharusan jika kita tidak ingin terus terjebak sebagai
pengimpor daging. Salah satu komoditas
peternakan yang potensial untuk dikembangkan adalah domba.
Bibit
Salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan beternak domba adalah bibit.
Bibit yang baik akan menghasilkan keturunan yang baik pula. Kriteria penting yang biasa dipergunakan
sebagai pedoman dalam melakukan seleksi/ pemilihan bibit adalah : bangsa, kesuburan dan persentase
kelahiran, tempramen/Produksi susu, recording dan kesehatan. Ciri-ciri domba
calon bibit untuk induk dan pejantan adalah tidak cacat, badan normal, perut
normal.
Pakan
Pemberian pakan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan gizi ternak akan menyebabkan defisiensi makanan, sehingga
ternak akan mudah terserang penyakit.
Oleh karena itu pemberian pakan harus diupayakan secara terus menerus.
Zat gizi yang terkandung di dalam
pakan dan masuk kedalam tubuh domba dapat digunakan untuk menunjang
berfungsinya organ fisiologis dalam rangkaian proses pertumbuhan/perkembangan
refroduksi dan aktivitas biologis lainnya.
Nutrisi pakan berupa energi, protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral
dan air.
Kebutuhan domba akan bahan pakan
sangat tergantung pada kondisi
fisiologis domba tersebut. Domba-domba
yang sedang digemukkan, secara umum membutuhkan hijauan segar 10 % dari berat
badan.
Tabel . Kebutuhan
Pakan Domba dan Kambing per Ekor dalam Satu Hari Menurut
Kondisi Ternak
Kondisi ternak
|
Jenis Pakan
|
||
Rum-
put (%)
|
Daun-daunan
|
Konsentrat
|
|
Dewasa
Induk bunting
Induk menyusui
Anak sebelum disapih
Anak lepas sapih
|
75
60
50
50
60
|
25
40
50
50
40
|
2 – 3 gelas
2 – 3 gelas
0.5 – 1 gelas
|
Sumber
: Mathius (1989) dalam Cahyono (2000)
Kandang
Kandang berfungsi sebagai tempat berlindung dari
hujan dan terik matahari, tempat ternak tumbuh dan berkembang secara normal,
agar ternak tidak merusak tanaman, diganggu, dimangsa hewan buas atau dicuri.
Letak kandang harus memenuhi kriteria sebagai berikut : lebih tinggi dari
lingkungan sekitarnya, memungkinkan sinar matahari pagi masuk secara merata,
terlindung dari angin langsung, agak jauh dari rumah atau sumber air, ditempat
yang kering dan lembab. Konstruksi kandang harus memenuhi persyaratan teknis dimana
kandang harus dapat menekan pertumbuhan parasit atau organisme lain yang
menyebabkan penyakit, dapat mengatur suhu dan kelembaban dan peredaran udara
dalam kandang dapat berjalan dengan baik.
Memandikan
Domba perlu
dimandikan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Paling tidak domba
dimandikan 2 minggu sekali. Saat memandikan domba hendaknya ketika ada panas
matahari sehingga bulu akan cepat kering.
Mencukur
Bulu
Bulu domba pada
waktu-waktu tertentu harus dicukur sehingga kotoran yang melekat mudah
dibersihkan atau tidak menggumpal. Gumpalan kotoran bisa menyebabkan domba
terserang parasit kulit dan kuman yang bersarang dibawahnya.
Sanitasi
Lingkungan
Sanitasi lingkungan
bertujuan untuk mencegah berbagai macam serangan penyakit dan parasit yang
dapat merugikan usaha peternakan.
Sanitasi lingkungan meliputi : kebersihan kandang, kebersihan peralatan
(tempat makan, minum) dan kebersihan lingkungan sekitar kandang.
Pemotongan Kuku
Kuku domba pada
umumnya tumbuh lebih cepat daripada proses keausannya. Lebih-lebih bila domba
dipelihara didaerah yang tanahnya lunak, sehingga gesekan
dengan kuku kecil sekali.
Akibatnya kuku domba menjadi panjang dan tidak rata. Peristiwa ini menyebabkan domba sulit
berjalan dan bahkan bisa menimbulkan kelainan yang memudahkan kuku kena infeksi
oleh sebabnya kuku domba pada waktu-waktu tertentu perlu dipotong.
Pengaturan
Reproduksi
Waktu
yang baik untuk mengawinkan kambing dan domba betina adalah 12 – 18 jam setelah
terlihat tanda-tanda birahi.
Apabila birahi terjadi pada siang
sampai malam sudah harus dikawinkan.
Untuk menghindari kegagalan, sebaiknya ternak betina dan pejantan
dimasukkan dalam satu kandang. Apabila
dicampurkan terjadi kegagalan, ulangi perkawinan pada siklus berikutnya
(kira-kira 19 hari).
Dalam
kondisi baik, pejantan dapat dipakai sebagai pemacek 2 – 3 kali seminggu. Untuk meningkatkan keuntungan dalam
memperoleh bakalan sebaiknya dibuat pola produksi.
Penyakit
Penyakit Cacing
Gejala penyakit cacing pada domba adalah :
domba kurus, lemah, selaput mata pucat; jika infeksi parah, sering dialami
dagunya membengkak; kadang-kadang kotoran encer; perut besar, bulu kusam. Cara
pencegahan dan pengobatan penyakit cacing adalah: kandang harus sering
dibersihkan, hindarkan lantai yang becek, jangan mengembalakan domba di tempat
yang tercemar telur atau larva cacing, penderita diobati dengan phenothiazine
yang diberikan dalam bentuk kapsul atau dalam bentuk powder dan dicampur air
minum. Setiap ekor cukup 400 gr atau
dengan buah pinang yang sudah tua ditumbuk halus, kemudian diberikan kepada
domba tersebut langsung ke dalam
mulutnya dengan dicampur sedikit makanan yang akan diberikan. Bila domba sedang bunting jangan diberikan
obat ini.
Penyakit
Scabies (Kudis)
Penyakit scabies
merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu yang ukurannya sangat kecil
(Sarcoptes scabei). Penularan
penyakit ini umumnya melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
Gejala penyakit scabies adalah : kulit mula-mula nampak bercak-bercak merah,
berbisul akibat gigitan kutu kecil; bercak-bercak dan bisul tadi akhirnya
menebal, mengeras atau liat, kulit bersisik dan berkeropeng, bulu rontok; bila
keropeng lepas kulit berdarah; penderita kurus, nafsu makan turun karena
kegelisahan dan tidak tenang; biasanya penyakit ini menyerang pada bagian
bibir, kepala, kemudian menjalar keseluruh tubuh. Pengobatan dapat dilakukan
dengan cara : bulu dicukur, kulit yang
terserang diolesi larutan belerang dalam minyak tanah.
Penyakit
Bloat/Tymphani
Penyebab penyakit ini
adalah jenis makanan yang cepat mengalami fermentasi dan domba tidak mampu
mengimbangi pengeluaran gas sehingga terbentuk timbunan gas yang sangat besar
dalam rumen yang tidak bisa keluar. Gejala dari penyakit ini adalah : lambung
sebelah kiri atas nampak besar; lambung yang besar ini bila dipukul berbunyi
seperti drum; frekuensi pernapasan cepat; punggung membungkuk. Pencegahan atau
pengobatannya adalah : hindarkan agar domba tidak digem-balakan di tempat yang
rumputnya masih basah; jangan memberikan makanan leguminose kepada domba lebih
dari 50 % dari seluruh hijauan; bagi domba yang menderita bisa diberi
antibiotik atau bisa diatasi dengan cara kedua kaki kita mengapit sisi perut
sebelah kanan dan kiri, kemudian buka mulut domba dengan demikian maka gas akan
keluar.
Sumber :
Cahyono,
B. 1998. Beternak Domba dan Kambing. Kanisius.
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar