SELAMAT DATANG, SEMOGA ADA ILMU YANG BERMANFAAT

Rabu, 02 November 2011

BUDIDAYA JERUK BESAR


PENDAHULUAN

Jeruk Besar (Citrus maxima) atau pomelo termasuk dalam famili Rutaceace.  Asal jeruk besar belum jelas namun sudah menyebar dan dikenal masyarakat di Asia Tenggara.
Jeruk besar mengandung vitamin C cukup tinggi yaitu 43 mg, vitamin A = 21 SI, Kalsium = 23 mg dan kalori = 48 kal dalam 100 gram jeruk besar.  Karena mengandung Vit. C dan A cukup tinggi, maka jeruk besar mampu mencegah rabun senja dan sariawan.
Disamping Indonesia, negara lain penghasil jeruk besar adalah Thailand, Malaysia dan Vietnam.  Varietas jeruk besar yang direkomendasi untuk dibudidayakan adalah Cikoneng ST,  Bali Merah, Pomelo Raja, dan Pomelo Nambangan.  Sentra produksi jeruk besar di Indonesia baru terdapat tiga Provinsi.

Tabel 1.   Sentra Produksi Jeruk Besar di Indo-nesia

No.
Provinsi
Kabupaten/
Kecamatan
Luas
Lahan
(Ha)
Produksi
Musim Panen Raya
1
Jawa Barat
Sumedang :
1.Sumedang
Selatan
90
450
2
2
Jawa Timur
Magetan :
1.Sukomoro
2.Bendo
3.Takaran
4.Kawedana

157
167
141
72

7.904
2.016
5.076
1.728

4 – 6
4 – 6
4 – 6
4 – 6
3
Bali
Karang Asem
1.Kareng Asem
32
46
7 – 8
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang

SYARAT TUMBUH
            Jeruk besar tumbuh pada ketinggian kurang dari 400 meter dpl.  Pada ketinggian lebih dari 400 meter dpl masih dapat tumbuh dan menghasilkan buah, akan tetapi tidak maksimal.  Membutuhkan curah hujan 1.000-1.500 mm/ tahun dengan musim kering 4 – 7 bulan.  Jeruk besar tidak terlalu tahan terhadap genangan air, oleh karena itu diperlukan drainase yang baik. Membutuhkan keasaman tanah (pH) 5 – 6.

PERBANYAKAN  TANAMAN
            Perbanyakan tanaman melalui okulasi, dengan cara memilih mata entres yang besar, berasal dari cabang yang sudah berumur 1 tahun. Pengambilan entres dilakukan dengan membuat irisan agak lengkung horizontal di atas mata sepanjang 1 cm, kemudian kedua ujung irisan dibuat irisan vertikal ke bawah sepanjang 2,5 cm. Entres selanjutnya ditempel pada semai batang bawah, kemudian dibalut dengan tali raffia usahakan bagian mata tidak tertutup.

PENANAMAN
            Buat lubang tanam dengan ukuran 60x60x60 cm. Saat penggalian lubang, tanah lapisan bagian atas diletakan sebelah kanan dan lapisan bagian bawah ke sebelah kiri.  Sebelum tanam tanah lapisan atas dimasukkan, terlebih dahulu dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 35 Kg, Urea 100 gr, TSP 100 gr, dan KCL 100 gr.  Lubang tanam dibiarkan terbuka selama 1 – 2 minggu.  Jarak tanam yang ideal untuk jeruk besar adalah 7 x 7 meter.

PEMELIHARAAN

a.      Pemupukan
Dosis pemupukan jeruk besar sebaiknya disesuaikan dengan umur tanaman. Pedoman umum pemupukan tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Dosis Pemupukan Tanaman Jeruk Besar yang Direkomendasikan Sesuai dengan Tanaman

Umur
Tan.
(Thn)
Pupuk
Kandang
(blek)
Urea
(gr/phn)
TSP
(gr/phn)
KCL
(gr/phn)
1
1
200
450
400
2
3
400
650
650
3
6
600
1.000
1.000
4
6
800
1.000
1.000
>5
6
1.000
550
850
     Sumber : BPP Sukomoro, Magetan

            Cara pemupukan dengan membuat galian melingkar pada seputar pohon yang disesuaikan  dengan tajuk terluar.  Kemudian taburkan pupuk tersebut  pada galian dan ditutup tanah.
            Waktu pemupukan, dilakukan 2 kali setahun yaitu setengah dosis sesudah panen dan setengah dosis lagi menjelang berbunga.

b.      Pengairan
Pada awal tanam tanaman perlu penyiraman setiap hari dan diusahakan sebanyak 50 liter/m2/bulan. Penyiraman selanjutnya dilakukan 1 – 2 kali seminggu dimusim kemarau, terutama pada saat musim hujan, maka harus dibuat drainase yang baik karena tanaman jeruk besar tidak tahan terhadap genangan air.

c.       Pemangkasan
Bertujuan untuk membentuk tajuk tanaman yang baik, merangsang pembungaan dan mencegah terserang penyakit, serta merangsang pertumbuhan tunas baru.  Bagian-bagian tanaman yang dipangkas adalah cabang air, cabang yang tumbuh liar, ranting daun dan buah yang terserang penyakit,  dahan dan buah yang rusak, dahan yang bergeser satu sama lainnya, dan yang tumbuh ke dalam, dan dahan yang lemah.

Pengendalian Hama dan Penyakit

1. Hama

a.      Hama Penggerek Buah (Citripestis sagittiferella)
Gejalanya buah kelihatan berlubang-lubang dengan kotoran berupa getah yang menggelantung. Lama-kelamaan ditengah gantungan getah terjadi pembusukan dan akhirnya buah rontok.  Pengendaliannya membungkus buah muda dengan kertas, buah yang sudah terserang secepatnya dipetik, lalu dibakar.  Penyemprotan tanaman dengan insektisida Bayrusil dengan dosis 1 liter/ha, dengan volume semprotan sekitar 500-600/liter/ha.

b.      Hama Sisik Hitam (Parlatoria zizypnus)
Gejalanya tunas, daun dan bagian lain dari tanaman jeruk seperti dilekati oleh sisik bulat hitam yang mengeras.  Begitu eratnya lekatan tersebut sehingga sangat merusak tanaman jeruk.  Pengendaliannya dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida Supracide 40 EC bahan aktifnya metydation dengan konsentrasi    2 ml/liter air setara dengan dosis 1 – 1,6 liter dalam 500 – 800 liter air/ha.

c.       Hama Parlatoria pergandii Comst
Gejalanya daun dan buah seperti tertutup sisik yang memanjang, hingga warnanya menguning, sedangkan dipermukaan daun tampak bercak kuning.  Kemudian daun menjadi kering dan rontok.  Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida Diazinon dengan konsentrasi formulasi 2 ml/liter air setara dengan 1 – 1,6 liter dalam 500 – 800 liter air/ha.

2. Penyakit

a.      Penyakit Blendok Diplodia Basah
Gejalanya batang atau cabang-cabang besar mengeluarkan blendok (gom), yang berwarna kuning emas.  Pada serangan yang berat kulit luka-luka tidak teratur, luas dan tidak dalam, disamping juga dicirikan oleh perubahan warna kayu menjadi hijau sampai hitam.  Cabang yang terserang berat sebaiknya dipotong saja.  Sedangkan pengobatan yang sedang dikembangkan yaitu dengan mengoleskan bubur bordo 5 – 10 %.

b.      Penyakit Blendok Diplodia Kering
Gejalanya batang yang terserang kulitnya mengering. Kulit yang terserang jamur ini membentuk celah-celah kecil, kemudian dari dalam celah keluar massa spora yang semula putih kemudian berangsur-angsur menjadi hitam.  Pengendaliannya sama dengan jamur Blendok Diplodia Basah.

PANEN

            Jeruk besar baru bisa dipanen setelah berumur 6 – 8 bulan setelah bunga mekar.  Saat panen ditentukan dari ciri fisik buah.  Pemetikan paling baik dilakukan tepat pada kematangan buah yang kulit berwarna hijau kekuning-kuningan, bulu halus pada kulit buah sudah hilang, buah jeruk termasuk berat, lekukan buah sudah datar dan bila dikupas bagian tengahnya sudah berlubang.
            Pemetikan sebaiknya dilakukan dengan tangan  atau gunting pangkas.  Dengan cara buah dipegang kemudian diputar lalu menariknya kebawah hingga lepas dari tangkainya.  Setelah buah dipetik sebaiknya tangkai diletakkan ke bawah untuk mengeluarkan getahnya.



Sumber :
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
 Kabupaten Sumedang
2007











Tidak ada komentar:

Posting Komentar