PENDAHULUAN
Jeruk besar
mengandung vitamin C cukup tinggi yaitu 43 mg, vitamin A = 21 SI, Kalsium = 23
mg dan kalori = 48 kal dalam 100 gram jeruk besar. Karena mengandung Vit. C dan A cukup tinggi,
maka jeruk besar mampu mencegah rabun senja dan sariawan.
Disamping
Indonesia, negara lain penghasil jeruk besar adalah Thailand, Malaysia dan Vietnam. Varietas jeruk besar yang direkomendasi untuk
dibudidayakan adalah Cikoneng ST, Bali
Merah, Pomelo Raja, dan Pomelo Nambangan.
Sentra produksi jeruk besar di Indonesia baru terdapat tiga Provinsi.
Tabel
1. Sentra Produksi Jeruk Besar di
Indo-nesia
No.
|
Provinsi
|
Kabupaten/
Kecamatan
|
Luas
Lahan
(Ha)
|
Produksi
|
Musim Panen Raya
|
1
|
Jawa Barat
|
Sumedang
:
1.Sumedang
Selatan
|
90
|
450
|
2
|
2
|
Jawa
Timur
|
Magetan :
1.Sukomoro
2.Bendo
3.Takaran
4.Kawedana
|
157
167
141
72
|
7.904
2.016
5.076
1.728
|
4 – 6
4 – 6
4 – 6
4 – 6
|
3
|
Bali
|
Karang
Asem
1.Kareng
Asem
|
32
|
46
|
7 – 8
|
Sumber : Dinas
Pertanian Kabupaten Sumedang
SYARAT
TUMBUH
Jeruk besar tumbuh pada
ketinggian kurang dari 400 meter dpl.
Pada ketinggian lebih dari 400 meter dpl masih dapat tumbuh dan
menghasilkan buah, akan tetapi tidak maksimal.
Membutuhkan curah hujan 1.000-1.500 mm/ tahun dengan musim kering 4 – 7
bulan. Jeruk besar tidak terlalu tahan
terhadap genangan air, oleh karena itu diperlukan drainase yang baik.
Membutuhkan keasaman tanah (pH) 5 – 6.
PERBANYAKAN TANAMAN
Perbanyakan tanaman melalui okulasi,
dengan cara memilih mata entres yang besar, berasal dari cabang yang sudah
berumur 1 tahun. Pengambilan entres dilakukan dengan membuat irisan agak
lengkung horizontal di atas mata sepanjang 1 cm, kemudian kedua ujung irisan
dibuat irisan vertikal ke bawah sepanjang 2,5 cm. Entres selanjutnya ditempel
pada semai batang bawah, kemudian dibalut dengan tali raffia usahakan bagian
mata tidak tertutup.
PENANAMAN
Buat lubang tanam dengan ukuran
60x60x60 cm. Saat penggalian lubang, tanah lapisan bagian atas diletakan
sebelah kanan dan lapisan bagian bawah ke sebelah kiri. Sebelum tanam tanah lapisan atas dimasukkan,
terlebih dahulu dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 35 Kg, Urea 100 gr, TSP
100 gr, dan KCL 100 gr. Lubang tanam
dibiarkan terbuka selama 1 – 2 minggu.
Jarak tanam yang ideal untuk jeruk besar adalah 7 x 7 meter.
PEMELIHARAAN
a. Pemupukan
Dosis pemupukan jeruk besar sebaiknya
disesuaikan dengan umur tanaman. Pedoman umum pemupukan tercantum pada Tabel 2.
Tabel
2. Dosis Pemupukan Tanaman Jeruk Besar yang Direkomendasikan Sesuai dengan
Tanaman
Umur
Tan.
(Thn)
|
Pupuk
Kandang
(blek)
|
Urea
(gr/phn)
|
TSP
(gr/phn)
|
KCL
(gr/phn)
|
1
|
1
|
200
|
450
|
400
|
2
|
3
|
400
|
650
|
650
|
3
|
6
|
600
|
1.000
|
1.000
|
4
|
6
|
800
|
1.000
|
1.000
|
>5
|
6
|
1.000
|
550
|
850
|
Sumber : BPP Sukomoro, Magetan
Cara pemupukan dengan membuat galian
melingkar pada seputar pohon yang disesuaikan
dengan tajuk terluar. Kemudian
taburkan pupuk tersebut pada galian dan
ditutup tanah.
Waktu pemupukan, dilakukan 2 kali
setahun yaitu setengah dosis sesudah panen dan setengah dosis lagi menjelang
berbunga.
b. Pengairan
Pada awal tanam tanaman perlu penyiraman
setiap hari dan diusahakan sebanyak 50 liter/m2/bulan. Penyiraman
selanjutnya dilakukan 1 – 2 kali seminggu dimusim kemarau, terutama pada saat
musim hujan, maka harus dibuat drainase yang baik karena tanaman jeruk besar
tidak tahan terhadap genangan air.
c. Pemangkasan
Bertujuan untuk
membentuk tajuk tanaman yang baik, merangsang pembungaan dan mencegah terserang
penyakit, serta merangsang pertumbuhan tunas baru. Bagian-bagian tanaman yang dipangkas adalah
cabang air, cabang yang tumbuh liar, ranting daun dan buah yang terserang
penyakit, dahan dan buah yang rusak,
dahan yang bergeser satu sama lainnya, dan yang tumbuh ke dalam, dan dahan yang
lemah.
Pengendalian
Hama dan Penyakit
1. Hama
a.
Hama Penggerek Buah (Citripestis sagittiferella)
Gejalanya buah
kelihatan berlubang-lubang dengan kotoran berupa getah yang menggelantung.
Lama-kelamaan ditengah gantungan getah terjadi pembusukan dan akhirnya buah
rontok. Pengendaliannya membungkus buah
muda dengan kertas, buah yang sudah terserang secepatnya dipetik, lalu dibakar. Penyemprotan tanaman dengan insektisida
Bayrusil dengan dosis 1 liter/ha, dengan volume semprotan sekitar
500-600/liter/ha.
b.
Hama Sisik Hitam (Parlatoria zizypnus)
Gejalanya tunas,
daun dan bagian lain dari tanaman jeruk seperti dilekati oleh sisik bulat hitam
yang mengeras. Begitu eratnya lekatan
tersebut sehingga sangat merusak tanaman jeruk.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida
Supracide 40 EC bahan aktifnya metydation dengan konsentrasi 2 ml/liter air setara dengan dosis 1 – 1,6
liter dalam 500 – 800 liter air/ha.
c.
Hama Parlatoria pergandii Comst
Gejalanya daun
dan buah seperti tertutup sisik yang memanjang, hingga warnanya menguning,
sedangkan dipermukaan daun tampak bercak kuning. Kemudian daun menjadi kering dan rontok. Pengendaliannya dengan penyemprotan
insektisida Diazinon dengan konsentrasi formulasi 2 ml/liter air setara dengan
1 – 1,6 liter dalam 500 – 800 liter air/ha.
2. Penyakit
a.
Penyakit Blendok Diplodia Basah
Gejalanya batang
atau cabang-cabang besar mengeluarkan blendok (gom), yang berwarna kuning
emas. Pada serangan yang berat kulit
luka-luka tidak teratur, luas dan tidak dalam, disamping juga dicirikan oleh
perubahan warna kayu menjadi hijau sampai hitam. Cabang yang terserang berat sebaiknya
dipotong saja. Sedangkan pengobatan yang
sedang dikembangkan yaitu dengan mengoleskan bubur bordo 5 – 10 %.
b.
Penyakit Blendok Diplodia Kering
Gejalanya batang
yang terserang kulitnya mengering. Kulit yang terserang jamur ini membentuk
celah-celah kecil, kemudian dari dalam celah keluar massa spora yang semula
putih kemudian berangsur-angsur menjadi hitam.
Pengendaliannya sama dengan jamur Blendok Diplodia Basah.
PANEN
Jeruk besar baru bisa dipanen setelah berumur 6 – 8 bulan setelah bunga mekar. Saat panen ditentukan dari ciri fisik buah. Pemetikan paling baik dilakukan tepat pada kematangan buah yang kulit berwarna hijau kekuning-kuningan, bulu halus pada kulit buah sudah hilang, buah jeruk termasuk berat, lekukan buah sudah datar dan bila dikupas bagian tengahnya sudah berlubang.
Pemetikan
sebaiknya dilakukan dengan tangan atau
gunting pangkas. Dengan cara buah
dipegang kemudian diputar lalu menariknya kebawah hingga lepas dari
tangkainya. Setelah buah dipetik
sebaiknya tangkai diletakkan ke bawah untuk mengeluarkan getahnya.
Sumber :
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Sumedang
2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar