Secara alami, tanah yang
subur sudah mengandung unsur hara cukup bagi pertumbuhan tanaman. Sebaliknya, tanah yang tidak subur seperti
tanah podsolik merah kuning, membutuhkan tambahan pupuk secara berkala untuk
menopang pertumbuhan tanaman buah.
Pupuk kandang termasuk jenis
pupuk yang sudah mengandung unsur hara makro dan mikro. Namun, jumlah kandungan unsur hara ini sangat
terbatas. Pupuk kandang lebih berfungsi
untuk meningkatkan daya serap tanah terhadap air serta memperbaiki dan mempertahankan struktur tanah
agar tetap remah. Untuk mendapatkan
hasil yang optimal, selain dipupuk dengan pupuk kandang tanaman buah juga perlu
dipupuk dengan pupuk anorganik atau pupuk buatan.
Pupuk anorganik mengandung
unsur hara tertentu dalam jumlah relatif besar sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Contohnya, urea mengandung unsur nitrogen (N), TSP mengandung unsur
posfor (P), KCl mengandung unsur kalium (K), serta NPK mengandung ketiga unsur
N, P, dan K.
Dalam masalah pemupukan
aplikasi pupuk yang digunakan untuk tanaman tabulampot adalah sebagai berikut :
1.
Tabulampot umur kurang dari 1 tahun diberi pupuk kandang 2 – 3 Kg dan
NPK setengah sendok teh. Pemupukan
dilakukan 2 – 3 bulan sekali.
2.
Tabulampot berumur 2 tahun diberi pupuk kandang 4 – 5 Kg dan NPK
satu sendok teh. Pemupukan dilakukan 2 – 3 bulan sekali.
3. Tabulampot berumur 3 tahun diberi pupuk kandang 6 – 7 Kg dan NPK
satu sendok makan. Pemupukan dilakukan 2 – 3 bulan sekali.
Penyemprotan pupuk daun
segera dihentikan jika tabulampot mulai menghasilkan kuncup bunga. Jika terus dilakukan, bunga-bunga tersebut
akan banyak yang berguguran atau rontok.
B. Penyiraman
Penyiraman tabulampot bertujuan untuk menjaga
lingkungan perakaran tetap lembap.
Karena itu, jumlah air yang disiramkan harus tepat, jangan berlebihan. Penyiraman yang berlebihan menyebabkan
perakaran membusuk dan mengundang serangan penyakit cendawan akar. Penyiraman
yang berlebihan pada tanaman dewasa hanya akan memacu pertumbuhan tunas-tunas
vegetatif sehingga tabulampot sulit berbunga dan berbuah. Agar tanaman cepat berbunga dan berbuah,
penyiraman harus dilakukan secara tepat dan teratur.
Waktu penyiraman yang tepat
bisa ditentukan dengan memperhatikan keadaan media tanam. Jika media tanam mulai retak-retak, berarti
perlu dilakukan penyiraman. Sebaliknya,
jika media tanam belum retak, berarti kondisi media tanam masih mengikat air
(cukup air). Patokan lain yang bisa
digunakan adalah dengan melihat daun muda atau tunas baru. Jika kondisi daun muda atau tunas baru
terlihat layu, berarti tabulampot perlu disiram.
C. Pemangkasan Tanaman
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk tanaman
yang ideal dengan bentuk percabangan yang teratur, kompak, kokoh dan merata ke
segala arah. Dalam melakukan pemangkasan
perlu diatur agar pertumbuhan percabangan tidak malang melintang sehingga tidak
sedap dipandang. Dengan pemangkasan
diharapkan pertumbuhan percabangan menjadi lebih cepat dan segera membentuk
ranting-ranting.
Pemangkasan awal dilakukan
setelah tabulampot berumur sekitar satu tahun setelah stek bibit tanaman buah
ditanam. Pemangkasan dilakukan pada
cabang primer, tepat di batas bidang hijau dan cokelat. Setelah dipangkas, biasanya akan terbentuk 5
– 6 cabang baru. Sebagian cabang ini
dipangkas dan disisakan 3 – 4 cabang yang sehat, kekar, pertumbuhannya teratur,
dan membentuk sudut 90 – 120o.
Percabangan yang
pertumbuhannya mengarah ke dalam harus dipangkas karena menyebabkan sinar
matahari tidak bisa masuk ke tajuk daun.
Ketika melakukan pemangkasan sebaiknya dilakukan pelurusan percabangan
tanaman hingga kedudukannya mendatar.
Tujuannya agar penyaluran karbohidrat dari daun ke seluruh jaringan
tanaman dapat terhambat dan hanya mengumpul di bagian percabangan tanaman. Dengan cara ini diharapkan proses pembungaan
lebih cepat terjadi.
Pemangkasan sebaiknya
dilakukan seteah tanaman sudah cukup besar.
Jika diameter batang primer belum mencapai 2 cm, sebaiknya pertumbuhan
tanaman dibiarkan saja. Setelah diameter
batang primer mencapai 2 cm, percabangan yang tumbuh di batang primer harus dipotong. Tujuannya agar energi tanaman tersalurkan ke
percabangan utama sebagai persiapan pembentukan bunga dan buah, bukan ke bagian
ujung-ujung percabangan.
Prinsip penting yang harus
diketahui adalah pertumbuhan percabangan dan ranting-rantingnya tidak terlalu
rimbun. Pemangkasan pun tidak ditentukan
oleh waktu, tetapi ditentukan oleh kondisi pertumbuhan percabangan dan ranting
tanaman.
Ketika memangkas ranting
tanaman, sebaiknya dipilih ranting-ranting yang berdaun muda. Alasannya, kondisi ranting seperti ini bukan
merupakan tempat tumbuhnya bunga dan buah.
Namun, jangan memotong ranting tanaman yang memotong ranting tanaman
yang sudah menghasilkan daun tua, karena, sebagian ruasnya akan ditempati bakal
pembungaan.
D. Merangsang Pertumbuhan
Meskipun bertanam tabulampot boleh dibilang
mudah dan sederhana dibandingkan dengan bertanam tanaman buah di kebun, tidak
sedikit penggemar tabulampot yang kesulitan membuahkannya. Sebenarnya, beberapa kebutuhan seperti pupuk,
air, sinar matahari, dan kondisi lingkungan (agroklimat) bisa direkayasa sesuai
dengan keperluannya. Sebagian orang
beranggapan bahwa kesuburan tanah merupakan faktor yang paling utama untuk
tanaman agar bisa berbunga dan berbuah.
Anggapan ini dikuatkan dengan seringnya dilakukan pemupukan dalam jumlah
banyak. Namun kenyataannya, kesuburan tanah tidak mutlak menjamin tanaman akan
berproduksi. Pertumbuhan tanaman yang
terlalu rimbun dan subur justru hanya memacu pertumbuhan pucuk (pertumbuhan
vegetatif), tidak memacu proses pembungaan (pertumbuhan generatif).
Setiap jenis tanaman
memiliki tingkat kesulitan yang berbeda untuk dirangsang pembungaannya. Untuk mengetahui jenis tanamannya, bisa
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel.
Tingkat Kesulitan merangsang tanaman buah
Mudah
|
Sedang
|
Agak Sulit
|
Belimbing
Jeruk manis kecil
Jambu biji
Kedondong bangkok
|
Anggur
Asam
Jambu air
Sawo
Mangga
Jambu mawar
|
Rambutan
Sirsak
Lengkeng
Duku
Jambu bol
Manggis
|
Pemberian
pupuk buatan untuk merangsang pembuahan, seperti pupuk majemuk NPK, bisa
dilakukan. Namun, pengaruh pupuk ini
untuk kelangsungan pertumbuhan tanaman justru berdampak buruk. Tabulampot yang dipaksa rajin berbunga dan
berbuah dengan cara memberi pupuk perangsang, pertumbuhann selanjutnya akan
terganggu. Pemberian pupuk perangsang buah hanya diberikan 1 – 2
bulan setelah tanaman berbuah.
Dengan cara ini, tabulampot bisa berbuah lebih dari satu kali dalam
setahun.
Empat
puluh lima hari sejak terjadinya pembungaan, tabulampot akan menghasilkan
pentil-pentil buah. Setelah empat puluh
lima hari, pentil buah sudah berkembang menjadi buah yang berukuran
sedang. Pada saat memberikan pupuk
perangsang, penyiraman tabulampot harus dikurangi. Jika volume penyiraman tidak dikurangi,
dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap efektivitas pemupukan. Jangan memberikan pupuk perangsang ketika
tabulampot sedang berbunga atau sudah
berbuah. Pemupukan ini justru akan
mempengaruhi kualitas buah.
Memasuki
masa berbunga dan berbuah, pemupukan tabulampot bisa dilakukan melalui
penyiraman, terutama pupuk yang berbentuk granular (butiran), seperti NPK. Bentuk pupuk seperti ini perlu dilarutkan
terlebih dahulu ke dalam air. Jangan
sekali-sekali membongkar media tanam pada saat tanaman akan memasuki masa
pembungaan. Alasannya, akar tanaman akan
rusak dan bunga yang muncul akan rontok.
Secara
alami, kegagalan proses pembungaan menjadi buah disebabkan oleh gagalnya
penyerbukan. Kegagalan penyerbukan bisa
terjadi karena bunga rontok sebelum terjadi penyerbukan akibat gangguan cuaca,
kekeringan, atau bisa juga disebabkan tidak adanya agen penyerbuk, terutama
untuk tanaman yang bunga jantan dan betinanya tidak matang bersamaan.
Sumber :
Jamal dan
Mulyadi, 2003. Menghasilkan
Tabulampot Indah dan Berkualitas. Agromedia Pustaka. Jakarta.